Menjadi Bumil Bahagia

”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi)

Hari ini jadwalnya USG, pengennya mah cepet-cepet, bisa ngelihat perkembangan kakak, pengen tau jenis kelaminnya, dan mulai hunting perlengkapan serba pink kalau diamanahi anak perempuan. Dan akhirnya digetok sama suami😂 disuruh nyiapin list pertanyaan yang nantinya harus ditanyakan ke dokter atau bubidan baik hati. Enaknya punya suami yang super peduli dengan kehamilan istrinya tuh kaya gini, disaat istrinya mulai sibuk cari-cari referensi baju-baju lucu, tak henti-hentinya sang suami mengingatkan untuk terus mencari ilmu. Dan lebih dalam mempelajari sirah Nabawi, karena Ibu adalah madrasah utama untuk anak-anaknya.

"Mau punya anak yang sholeh kan? Pengen punya anak penghafal Al-Qur'an kan?" tanya suami suatu malam. Aku mengangguk penuh antusias, disisipi cengiran kecil, karena tau pasti mau dapet nasehat cinta.

"Ya udah, makannya Bundanya harus makin banyak belajar, makin rapet ibadahnya, ngga hanya fokus dunianya, rukhiyah Bunda lebih penting. Harus makin kuat meminta pertolongan Allah, Abii juga makin butuh doa dari istri untuk mempersiapkan kelahiran kakak nanti, Bunda boleh bantu abii nyari tambahan, tapi jangan jadi fokus utama. Tugas utama Bunda sekarang banyak-banyak belajar dan berdoa."

Cirembai dong dinasehatin kaya gitu, ini mah nasehat dari Allah, syariatnya terlantun lewat suami. Memang benar, semakin dekat ke bulan kelahiran kakak, harusnya semakin memperkuat ibadah, semakin semangat belajar, karena kita ngga akan pernah tau di depan nanti seperti apa, bisa terus membersamai keluarga tercinta atau syahid dijalan-Nya. Semuanya perlu dipersiapkan, dan semuanya butuh ilmu.

Mau jadi ibu bahagia kan? Meski morning sickness mengganggu aktifitas kita, walau mual-muntah kadang terasa begitu menyakitkan, sensitifitas dan emosi yang susah terkontrol. Bu-ibu, butuh begitu banyak ilmu, supaya bisa menikmati fase-fase itu, dan bersemangat mempersiapkan kehadiran buah hati. Dulu awal-awal hamil dan harus bedrest total hampir 4 bulan lamanya, sempet terbersit pertanyaan, sampai kapan seperti ini?

Suami hanya bilang, "Hadapi, Hayati dan Nikmati. Kalau mau dibawa ke bosan, kamu pasti bosan. Coba masa-masa istirahat ini dimanfaatkan untuk banyak bertanya. Bunda punya temen-temen bidan kan, ada dokter juga kan, ada group juga kan, kuota ngga pernah kosong kan? Manfaatkan itu sebaik mungkin. Jadikan keguguran kemarin menjadi pembelajaran yang berharga untuk Bunda. Abii seneng kemarin-kemarin Bunda semangat belajarnya, bisa cerita ini-itu ke Abi tentang kehamilan, masa sekarang udah hamil semangatnya menurun?"

Atau ibu yang selalu mengingatkan via telfon, "Ini kesempatan kamu untuk semakin banyak belajar, semakin banyak membaca, dan bertanya. Katanya pengen punya anak jenius, udah belum persiapannya? Katanya pengen punya anak-anak penghafal Al-Qur'an, udah sampai mana hafalannya? Interaksi dengan Al-Qur'annya sudah meningkat? Belajar ilmu parentingnya udah sampai mana?" seminggu sekali selalu mendapatkan PR yang membahagiakan dari Ibu. Belajar, belajar dan terus belajar.

Kalau yang ngingetin orang yang punya semangat belajar yang tinggi mah beda rasanya😊 Jadi kebawa semangatnya, Iri dong sama Ibu yang tetap bisa memanfaatkan waktu untuk menuntut ilmu di tengah kesibukannya, masa iya aku yang lagi bedrest ngga dapet apa-apa. Suami dapet pahala khidmat ke guru, mencari nafkah, belajar secara tidak langsung. Masa aku ngga dapet pahala apa-apa? Padahal saat hamil itu waktunya untuk semakin banyak mengumpulkan kebaikan dalam keterbatasan.

Nah sejak saat itu, mulai intens dengerin ceramah Aa Gym, kajian-kajian di MQFM, dan murrotal (tapi masih sedikit), dengerin talkshow tentang parenting, baca-baca artikel tentang kehamilan, tiap ada yang dirasa, nyari tau di mbah google, kalau ngga nanya-nanya di group. Di trimester pertama, aku paling sering nanya tentang kehamilan, sampai ikut 4 group kehamilan, karena dari tiap group dapet ilmu baru, sering curhat juga sama Bu Bidan tiap kontrol, untung punya Bu Bidan yang super baik hati, yang penjelasannya lengkap dan terperinci.

Baca dan terus membaca, bagaimana memilih dan memilah makanan yang baik, mengatasi morning sickness, bagaimana untuk senantiasa mengafirmasi kalimat-kalaimat positiv ke dalam tubuh untuk mengurangi keluhan-keluhan, bagaimana pertumbuhan janin, kapan ia mulai merespon dan apa yang harus dilakukan, sampai-sampai bolehkah ketika hamil tetap perawatan. Hasilnya, masa-masa hamil jadi lebih menyenangkan untuk diriku pribadi dan untuk suami.

Dulu sempet takut mau pake skincare saat hamil, tapi setelah dapet ilmunya, malah makin rajin, dan kata suami, sekarang lebih bersih, lebih cerah, dibandingkan saat awal-awal nikah dan belum hamil. Suami pun jadi ikutan semangat menyediakan dana untuk perawatan istrinya. Kehamilan jangan menjadi alasan untuk berhenti merawat tubuh. Cari tau sebanyak mungkin, gali informasi kepada orang-orang yang ahli di bidangnya, dan bergaulah dengan orang-orang yang berpengalaman, sehingga kamu tidak tersesat dengan kata-kata "KATANYA" tanpa ada bukti yang jelas.

Bumil musti cerdas menyaring informasi, biar ngga mudah terombang-ambing. Bumil musti punya prinsip yang tidak mudah digoyahkan. Tapi lagi-lagi semua itu harus dilandasi dengan ilmu. Semakin banyak ilmu yang bumil miliki, semakin ia mampu menjaga diri dan juga janin yang dikandungnya, semakin cerdas janin yang ada diperutnya.

Ia akan tau bagaimana cara mendidik janin di dalam kandungan, bagaimana mempersiapkan kelahirannya, bagaimana nantinya cara menyusui yang benar, mempersiapkan mpasi perdananya, bagaimana nantinya ketika anak gtm, ketika anak demam, bagaimana vaksinasinya, bagaimana cara menggendong yang benar, dll. Memang terkadang realita berbeda, tetapi bukankah lebih tenang ketika sudah paham ilmunya? Dan bukankah nanti yang kita alami akan menjadi ilmu baru kalau kita mau mengambil hikmah? Jadi masih ragu untuk menuntut ilmu?

Ayo bumil, manfaatkan gadgetmu untuk semakin banyak menambah khasanah ilmu pengetahuan, semakin banyak bersosialisasi dengan ibu-ibu lain yang sudah berpengalaman, bumil butuh komunitas agar senantiasa teringat untuk belajar, memanfaatkan kuota untuk bertanya kepada ahlinya. Banyak-banyak juga membaca sejarah orang-orang besar, bagaimana peran seorang ibu dibalik kesuksesan anak-anaknya. Karena dengan ilmu, bumil akan lebih bahagia menjalani hari-harinya.

1 comments:

teriamaksih atas infonya berguna sekali dan jangan lupa juga kunjungi kami di www.rahma-store.com


EmoticonEmoticon