Sahabat, Takdir Allah Selalu Baik

Dulu awalnya selalu ngeluh, kenapa sih harus tinggal di panti asuhan, kan jadi jauh sama keluarga, ngga bebas kalau mau main, dan berbagai keluhan lainnya. Di masa putih abu-abu, tentunya ingin merasakan sensasi kebebasan, kadang iri melihat temen-temen lain, yang pulang sekolah bisa main, bisa leluasa pegang hp, punya pacar yang nganterin kesana-kesini, bisa ketemu keluarga setiap hari, dll.

Ditahun kedualah baru kumenyadari, bahwa semua yang terjadi padaku kini adalah yang terbaik. Allah merancang episode demi episode kehidupanku dengan sempurna. Kebayang kalau ngga di panti, gimana pergaulannya, disisi lain kesulitan ekonomi sedang menerpa keluarga, harusnya banyak bersyukur, dengan di panti bisa banyak belajar, ngga hanya belajar ilmu pengetahuan, tapi belajar tentang pekerjaan, belajar adab, sopan santun, dll. Ada yang setia mengingatkan ketika salah. Bisa masak soto khas panti juga karena tinggal di sini, yang sekarang jadi menu favourit suami. Dulu masak 500-700 porsi mah udah biasa, pengalaman yang luar biasa.

Gini-gini juga termasuk anak bandel loh di panti, bandelnya anak panti itu, berangkat sekolah naik angkot, sedangkan yang lain jalan, pulang sekolah mampir ke warnet, di saat yang lain mulai mempersiapkan piket, ngelamain liburan di rumah, di saat yang lain sibuk kerja bakti membersihkan panti, dan akulah masternya.😂hemmttt, jadi anak bandel kok bangga. Udah ngerasain tuh, hukuman nyuci sprei satu asrama, ngepel gedung pertemuan sendirian, di jauhin sama temen-temen, kesel mungkin yaa sama aku, akunya enak-enak liburan, mereka sibuk dengan berbagai kegiatan. Mungkin dulu ngerasa ngga enak, tapi sekarang aku sadar, hidupku lebih berwarna dengan cerita-cerita masa lalu selama di panti asuhan.

Syariatnya karena di panti, jadi full dapet beasiswa, jadi anak kesayangan guru, karena tiap pelajaran tidur di kelas.😅 Tapi anehnya, masih bisa dapet rangking, sering ikut perlombaan pula. hehehehe, aneh bin ajaib kan. Mungkin itu salah satu berkahnya tinggal di panti asuhan. Aku terlambat menyadari, bahwa Takdir yang Allah gariskan dalam hidupku itulah yang terbaik. Andaikan tidak di panti, entahlah jadi apa aku sekarang, dengan pergaulan dunia luar yang begitu mengerikan.

Lulus SMA langsung ke Bandung, awalnya nih terselip niat, nanti kalau di Bandung mau beli baju baru ah yang modis, nanti pulang-pulang dari Bandung biar makin gaul, makin banyak yang suka. Taraaa, selesai mengikuti program malah pakai kerudung syar'i dan bergamis, ngga mau pulang malahan, maunya mengadu nasib di Kota Kembang.

Sejak mesantren, dan dengerin ceramah Aa Gym, baru bisa menggali hikmah di setiap kejadian, entah itu suka maupun duka, pokoknya semua yang menimpa ke kita, itulah yang terbaik. Pasti terselip pelajaran di dalamnya. Salah satunya saat gagal menuju pelaminan, padahal mah yaa, udah condong pisan ke orangnya, tapi ketika orangtua ngga setuju, ada aja halangannya, daa emang bukan jodoh. Sakit hati, ngegalau lumayan lama, dan pada akhirnya dia sama orang lain. Nyesek?? Dulu iya, sekarang mah engga😛 Allah gantikan dengan seseorang yang sabar, yang setia mendampingi istrinya dalam kondisi apapun, bahkan sampai titik terlabil wanita. Takdir Allah indah bukan?

Atau ketika dinyatakan hamil diluar kandungan dan pendarahan sebulan lamanya, apa hikmahnya? Disitulah cinta yang terbangun diantara kami semakin menguat, mulai belajar ini itu, baca buku, baca internet, gabung di group kehamilan, nanya ke temen-temen yang jadi dokter/bidan, sharing sama ibu-ibu yang udah pengalaman. Jadi paham banyak hal yang sebelumnya 0 ilmu. Jadi ketika kehamilan kedua sudah mempersiapkan sebaik mungkin, apa yang harus dilakukan, apa yang menjadi pantangan, dll.
Memang terkadang kita terlanjur mengeluh dan menyadarinya di akhir, tapi lebih baik terlambat bukan? daripada tidak sama sekali. Rencana Allah selalu indah sahabat fillah, tidak ada yang buruk yang menimpa hidup kita, semuanya tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Salah satu Tahap Dobrak Diri di SSG
Ada hal yang tak kalah menarik dalam episode hidupku, yakni saat mengikuti program Santri Siap Guna (SSG), awalnya denger ada yang ngobrolin itu, langsung ngalihin pembicaraan, bener-bener ngga mau ikut. Engga tau kenapa, dipertengahan tahun 2015 dateng aja ke Markas Komando (Mako) untuk menyerahkan formulir pendaftaran. Sampai heran sama diri sendiri. Dan semangat banget mengikuti tahap demi tahap latihan, meskipun harus beberapa kali nyebur ke sungai. Sempet sakit dan izin beberapa pekan karena sakit, kecapean mungkin. Qodarullah, menjelang pelantikan positiv typus, tapi sayang kalau ngga ikut pelantikan, udah berjuang 3 bulan loh. 

Akhirnya memaksakan diri, bismillah aku bisa.
Meskipun asma sempat kambuh di jalan, eratnya genggaman tangan sahabat mampu menguatkan. Semangat dari teman-teman yang lain seolah menyembuhkan rasa sakit, dan alhamdulillah bisa selesai sampai pelantikan. Terharu😢 Apalagi ketika prosesi pelepasan syal, Ibu yang menyematkan topi di kepala. Ibu datang jauh-jauh dari cilacap untuk menyaksikan prosesi pelantikan putrinya. Ahhh, nangis deh nulis moment terbaik ini. Hikmah mengikuti kegiatan ini mah ngga bisa ditulisin di sini, terlalu banyak, nanti mungkin terpisah.


Nah siapapun yang baca tulisan absurd ini, hehehe. Semoga mulai menyadari, bahwa semua yang terjadi pada hidup kita itulah yang terbaik. Teruslah berusaha untuk mengambil hikmah di setiap kejadian. Coba amalkan doa ini : "Allohummaftahlanaa hikmataka wanshur 'alinaa rohmataka Ya Zaljalaali wal ikroom"
Semoga Allah SWT, senantiasa membukakan pelajaran di setiap kejadian yang kita lalui. Semangat.😉


EmoticonEmoticon